Senin, 09 April 2012

Active and Passive Voice


Pola active dan passive voice pada tiap tensis

a. Jika active voice dalam simple present tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah is, am atau are.
Contoh:
• Active : she meets them everyday.
• Passive : They are met by her everyday.
• Active : She waters this plant every five days.
• Passive : This plant is watered by her every five days.

b. Jika active voice dalam simple past tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah was atau were
Contoh:
• Active : she met them yesterday
• Passive : They were met by her yesterday
• Active : he watered this plant this morning
• Passive : This plant was watered by him this morning

e. Jika active voice dalam simple future tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah be
Contoh:
• Active : He will meet them tomorrow.
• Passive : They will be met by him tomorrow.
• Active : She will water this plant this afternoon.
• Passive : This plant will be watered by her this afternoon.
• Active : The farmers are going to harvest the crops next week
Passive : The crop h. Jika active voice dalam present continuous tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah (is, am atau are) + being.
Contoh:
• Active : He is meeting them now.
• Passive : They are being met by him now.
• Active : She is watering this plant now.
• Passive : This plant is being watered by her now.

j. Jika active voice dalam perfect continuous tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah (has/have) been + being.
Contoh:
• Active : He has been meeting them.
• Passive : They have been being met by him.
• Active : She has been watering this plant.
• Passive : This plant has been being watered by her.
Simplely :
·         Help the poor (active)
·         Let the poor be helped (passive)
  • The teacher enjoyed teaching the students (active)
  • The students enjoyed being taught by the teacher (passive)
  • He gave me a book (active)
  • A book was given to me by him (passive 1)
  • I was given a book by him (passive 2)
  • I consider her very pretty (active)
  • She is considered very pretty (passive)
  • We regretted that the principal had to resign from office (active)
  • It was regretted that the principal had to resign from office (passive)

Jumat, 23 Maret 2012

tense

1. Present Tense :
Rumusnya:
Positif: S + V1 (s/es)
Negatif: S + DO/DOES + NOT + V1
Tanya: DO/DOES + S + V1
Contoh Kalimat Positif:
I drink coffee
She drinks coffe
We drink coffee
2. Present Continuous Tense
Rumusnya:
Positif: S + Tobe + Ving
Negatif: S + Tobe+ Not+ Ving
Tanya: Tobe + S + Ving
Contoh :
- I am writing now (Saya sedang menulis sekarang)
- You are reading my article at present (Apa artinya?)
- She is waiting for you.

3. Present Prefect Tense
Rumusnya Present Perfect Tense begini:
Positif: S + have/has + V3
Negatif: S + have/sas Not + V3
Tanya: Have/has + S + V3

4. Present Perfect Continuous Tense
Rumus Present Perfect Continuous Tense :
Positif: S + have/has + been + Ving
Negatif: S + have/has + not + been + Ving
Tanya: Have/has + S + been + Ving

5. Past Tense
Rumus Past Tense:
Positif: S + V2
Negatif: S + did not + V1
Tanya: Did + S + V1

6. Past Continuous Tense
Rumus Past Continuous Tense
Positif: S + was/were + Ving
Negatif: S + was/were + NOT + Ving
Tanya: Was/Were + S + Ving

7. Past Perfect Tense
Rumus Past Perfect Tense
Positif: S + had + V3
Negatif: S + had + not + V3
Tanya: Had + S + V3

8. Past Perfect Continuous Tense
Rumus Past Perfect Continuous Tense
Positif: S + had + been + Ving
Negatif: S + had + not + been + Ving
Tanya: Had + S + been + Ving
9. Future Tense
Rumus Future Tense
Positif: S + will + V1
Negatif: S + will + not + V1
Tanya: Will + S + V1
10. Future Continuous Tense
Rumus Future Continuous Tense
Positif: S + will + be + Ving
Negatif: S + will not + be + Ving
Tanya: Will + S + be + Ving
11. Future Perfect Tense
Rumus Future Perfect Tense
Positif: S + will + have + V3
Negatif: S + will + not + have + V3
Tanya: Will + S + have + V3
12. Future Perfect Continuous Tense
Rumus Future Perfect Continuous Tense
Positif: S + will + have + been + Ving
Negatif: S + will + not + have + been + Ving
Tanya: Will + S + have + been + Ving
13. Past Future Tense
Rumus Past Future Tense
Positif: S + would + V1
Negatif: S + would + not + V1
Tanya: Would + S + V1
14. Past Future Continuous Tense
Rumus Past Future Continuous Tense
Positif: S + would + be + Ving
Negatif: S + would + not + be + Ving
Tanya: Would + S + be + Ving

15. Past Future Prefect Tense
Rumus Past Future Prefect Tense
Positif: S + would + have + V3
Negatif: S + would + not + have + V3
Tanya: Would + S + have + V3

16. Past Future Perfect Continuous Tense
Rumus Past Future Perfect Continuous Tense
Positif: S + would + have + been + Ving
Negatif: S + would + not + have + been + Ving
Tanya: Would + S + have + been + Ving

Rabu, 04 Januari 2012

PELANGGARAN ETIKA BISNIS PT. LAPINDO BRANTAS

BAB I
PEDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Banjir Lumpur Panas Sidoarjo atau Lumpur Lapindo, merupakan peristiwa menyemburnya lumpur panas di lokasi pengeboran Lapindo Brantas Inc di Dusun Balongnongo Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, sejak 29 Mei 2006.
Lokasi semburan lumpur ini berada di Porong, yakni kecamatan di bagian selatan Kabupaten Sidoarjo, sekitar 12 km sebelah selatan kota Sidoarjo. Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Gempol (kabupaten Pasuruan) di sebelah selatan.
Lokasi pusat semburan hanya berjarak 150 meter dari sumur Banjar Panji-1 (BJP-1), yang merupakan sumur eksplorasi gas milik Lapindo Brantas Inc sebagai operator blok Brantas. Lokasi semburan lumpur tersebut merupakan kawasan pemukiman dan di sekitarnya merupakan salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur. Tak jauh dari lokasi semburan terdapat jalan tol Surabaya-Gempol, jalan raya Surabaya-Malang dan Surabaya-Pasuruan-Banyuwangi (jalur pantura timur), serta jalur kereta api lintas timur Surabaya-Malang dan Surabaya-Banyuwangi, Indonesia.
1.2 Penyebab Terjadinya Bencana Menurut Para Ahli
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ilmuwan dari berbagai negara menyimpulkan bahwa luapan lumpur adalah akibat dari proses pengeboran eksplorasi gas yang dilakukan PT. Lapindo Brantas.
Tim yang dipimpin oleh Richard Davies dari Universitas Durham, Inggris, itu menyatakan, data yang dirilis Lapindo yang menjadi dasar bukti baru timnya bahwa pengeboran menyebabkan luapan lumpur.


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Isi Teori
“Kami menemukan laporan harian salah satu titik pengeboran yang menyatakan Lapindo sempat memompakan kembali lumpur galiannya untuk menghentikan luapan lumpur. Upaya itu menunjukkan beberapa keberhasilan dan membuat luapan lumpur melambat,” ujar Davies. Dari data tersebut Davies dan timnya menemukan bukti baru.
“Fakta bahwa luapan lumpur melambat menjadi bukti bahwa lubang pengeboran memang terhubung dengan sumber luapan lumpur,” ungkap Davies.
hal ini diperkuat oleh ungkapan anggota tim asal Universitas Curtin, Australia, Mark Tingay, yang menyatakan bahwa luapan lumpur diakibatkan oleh gempa bumi adalah tidak masuk akal.
“Gempa bumi yang mereka (pihak Lapindo) klaim sebagai penyebab utama luapan lumpur hanya memiliki dampak sepele. Alasannya, gempa bumi terjadi di Yogyakarta dua hari sebelum lumpur meluap, dan jauh dari lokasi luapan lumpur, yakni sekitar 250 km di sebelah barat daya titik luapan,” ujar Tingay.
Dan melalui serangkaian konferensi internasional yang diselenggarakan oleh pihak yang netral, diperoleh hasil akhir bahwa kesalahan operasi Lapindo dianggap para ahli sebagai penyebab semburan Lumpur panas di Sidoarjo.
Akan tetapi pihak Lapindo dan beberapa geolog menganggap bahwa semburan Lumpur diakibatkan oleh gempa bumi Yogyakarta yang terjadi dua hari sebelum Lumpur menyembur pada tanggal 29 Mei 2006.
Sementara sebagian ahli menganggap bahwa hal itu tidak mungkin karena jarak yang terlalu jauh dan skala gempa yang terlalu kecil. Mereka, melalui berbagai penerbitan di jurnal ilmiah yang sangat kredibel, justru menganggap dan menemukan fakta bahwa penyebab semburan adalah kesalahan operasi yang dilakukan oleh Lapindo. Lapindo telah lalai memasang casing, dan gagal menutup lubang sumur ketika terjadi loss dan kick, sehingga Lumpur akhirnya menyembur. (Ketika Lapindo mengebor lapisan bumi dari kedalaman 3580 kaki sampai ke 9297 kaki, mereka “belum” memasang casing 9-5/8 inchi)

Puluhan ahli datang dari seluruh penjuru dunia membahas enam makalah tentang masalah Lapindo yang dipaparkan oleh para presenter, baik dari pihak Lapindo maupun para pakar independen. Dan karena para ahli yang berada di pihak Lapindo tetap berkeras dengan pendirian mereka, untuk memperoleh kepastian pendapat dari para ahli dunia tersebut dengan cara voting, menggunakan metoda langsung angkat tangan. Hasilnya, tidak diragukan lagi bahwa sebagian besar peserta yang hadir berpendapat bahwa penyebab semburan adalah karena pengeboran yang disebabkan oleh Lapindo.
Hasil konferensi ini mestinya cukup untuk meyakinkan publik, pemerintah, dan penegak hukum di Indonesia bahwa Lapindo merupakan pihak yang harus bertanggung jawab dalam Bencana ini.
Kesimpulan ini juga diharapkan bisa segera menghentikan berbagai upaya Lapindo untuk menghindar dari kewajiban, serta segera memenuhi hak dari korban Lumpur.
2.2 Dampak Semburan Lumpur Lapindo
Semburan lumpur ini membawa dampak yang luar biasa bagi masyarakat sekitar maupun bagi aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Luapan lumpur terjadi pertama kali pada 2006 hingga kini telah memaksa sekitar 60 ribu orang mengungsi. Tidak hanya itu, masih banyak dampak lain yang timbul akibat bencana ini, diantaranya adalah :
• Lumpur menggenangi 16 desa di tiga kecamatan. Semula hanya menggenangi empat desa dengan ketinggian sekitar 6 meter, yang membuat dievakuasinya warga setempat untuk diungsikan serta rusaknya areal pertanian. Luapan lumpur ini juga menggenangi sarana pendidikan dan Markas Koramil Porong. Hingga bulan Ahustus 2006, luapan lumpur ini telah menggenangi sejumlah desa/kelurahan di Kecamatan Porong, Jabon, dan Tanggulangin, dengan total warga yang dievakuasi sebanyak lebih dari 8.200 jiwa dan tak 25.000 jiwa mengungsi. Karena tak kurang 10.426 unit rumah terendam lumpur dan 77 unit rumah ibadah terendam lumpur.
• Lahan dan ternak yang tercatat terkena dampak lumpur hingga Agustus 2006 antara lain: lahan tebu seluas 25,61 ha di Renokenongo, Jatirejo dan Kedungcangkring; lahan padi seluas 172,39 ha di Siring, Renokenongo, Jatirejo, Kedungbendo, Sentul, Besuki Jabon dan Pejarakan Jabon; serta 1.605 ekor unggas, 30 ekor kambing, 2 sapi dan 7 ekor kijang.
• Sekitar 30 pabrik yang tergenang terpaksa menghentikan aktivitas produksi dan merumahkan ribuan tenaga kerja. Tercatat 1.873 orang tenaga kerja yang terkena dampak lumpur ini.
• Empat kantor pemerintah juga tak berfungsi dan para pegawai juga terancam tak bekerja.
• Tidak berfungsinya sarana pendidikan (SD, SMP), Markas Koramil Porong, serta rusaknya sarana dan prasarana infrastruktur (jaringan listrik dan telepon)
• Rumah/tempat tinggal yang rusak akibat diterjang lumpur dan rusak sebanyak 1.683 unit. Rinciannya: Tempat tinggal 1.810 (Siring 142, Jatirejo 480, Renokenongo 428, Kedungbendo 590, Besuki 170), sekolah 18 (7 sekolah negeri), kantor 2 (Kantor Koramil dan Kelurahan Jatirejo), pabrik 15, masjid dan musala 15 unit.
• Kerusakan lingkungan terhadap wilayah yang tergenangi, termasuk areal persawahan
• Pihak Lapindo melalui Imam P. Agustino, Gene-ral Manager PT Lapindo Brantas, mengaku telah menyisihkan US$ 70 juta (sekitar Rp 665 miliar) untuk dana darurat penanggulangan lumpur.
• Akibat amblesnya permukaan tanah di sekitar semburan lumpur, pipa air milik PDAM Surabaya patah.
• Meledaknya pipa gas milik Pertamina akibat penurunan tanah karena tekanan lumpur dan sekitar 2,5 kilometer pipa gas terendam.
• Ditutupnya ruas jalan tol Surabaya-Gempol hingga waktu yang tidak ditentukan, dan mengakibatkan kemacetan di jalur-jalur alternatif, yaitu melalui Sidoarjo-Mojosari-Porong dan jalur Waru-tol-Porong. Penutupan ruas jalan tol ini juga menyebabkan terganggunya jalur transportasi Surabaya-Malang dan Surabaya-Banyuwangi serta kota-kota lain di bagian timur pulau Jawa. Ini berakibat pula terhadap aktivitas produksi di kawasan Ngoro (Mojokerto) dan Pasuruan yang selama ini merupakan salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur.
• Tak kurang 600 hektar lahan terendam.
• Sebuah SUTET milik PT PLN dan seluruh jaringan telepon dan listrik di empat desa serta satu jembatan di Jalan Raya Porong tak dapat difungsikan.
• Berubahnya suhu udara yang semakin panas, yang bercampur bau lumpur.
• Mayoritas warga sekitar lumpur kini begitu akrab dengan sesak nafas dan batuk. Sekalipun belum ada korban meninggal akibat ISPA, namun batuk ‘jamaah’ yang diidap warga sulit untuk disebut wajar.
• Pencemaran air di kawasan sekitar bencana yang menyebabkan air menjadi tidak layak lagi dikonsumsi. Akibatnya warga terpaksa membeli air bersih dari sumber mata air Prigen yang dijual perusahaan pengangkut air dengan harga Rp. 1500 per curigen (25 liter).
• Pengangguran massal yang mengancam masa depan warga.
• Sejumlah warga merelakan anaknya tidak sekolah akibat sulitnya mendapatkan pekerjaan baru. Tingkat pendidikan rendah menjadi penghalang selanjutnya. Sayangnya disituasi rumit ini warga tak disiapkan pekerjaan oleh Lapindo Berantas, dan nyaris di campakkan pemerintahan yang berkuasa.

Sementara itu dalam metrotvnews.com (Sabtu, 13 Februari 2010) menyebutkan bahwa pihak Lapindo membantah kegiatan pengeboran yang dilakukannya merupakan penyebab luapan lumpur yang tak kunjung berhenti itu. Menurut Lapindo, gempa bumilah yang menjadi penyebab luapan lumpur. Lapindo bahkan menyatakan bahwa hasil penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan tidak memiliki dasar yang kuat.
“Mereka (peneliti) tidak memiliki data yang lengkap. Tidak ada hubungan antara luapan lumpur dengan Lapindo,” ujar Wakil Direktur Utama PT. Lapindo, Yuniwati Teryana.

Sikap Lapindo tersebut kemudian didukung keputusan Mahkamah Agung pada tahun 2009 yang membebaskan Lapindo dari segala tuntutan karena dianggap bertanggung jawab terhadap luapan lumpur. Kepolisian pun kini telah menghentikan penyelidikan atas kasus tersebut.


















BAB III
PENUTUP

3.1 Ulasan Dari Sisi Etika Bisnis
Dari Uraian kasus diatas diketahui bahwa kelalaian yang dilakukan PT. Lapindo Brantas merupakan penyabab utama meluapnya lumpur panas di Sidoarjo, akan tetapi pihak Lapindo malah berdalih dan enggan untuk bertanggung jawab.
Jika dilihat dari sisi etika bisnis, apa yang dilakukan oleh PT. Lapindo Berantas jelas telah melanggar etika dalam berbisnis. Dimana PT. Lapindo Brantas telah melakukan eksploitasi yang berlebihan dan melakukan kelalaian hingga menyebabkan terjadinya bencana besar yang mengakibatkan kerusakan parah pada lingkungan dan sosial.
Eksploitasi besar-besaran yang dilakukan PT. Lapindo membuktikan bahwa PT. Lapindo rela menghalalkan segala cara untuk memperoleh keuntungan. Dan keengganan PT. Lapindo untuk bertanggung jawab membuktikan bahwa PT. Lapindo lebih memilih untuk melindungi aset-aset mereka daripada melakukan penyelamat dan perbaikan atas kerusakan lingkungan dan sosial yang mereka timbulkan.
Padahal baru-baru ini beberapa akademisi dan praktisi bisnis melihat adanya hubungan sinergis antara etika dan laba. Menurut mereka, justru di era kompetisi yang ketat ini, reputasi baik merupakan sebuah competitive advantage yang sulit ditiru.
Doug Lennick dan Fred Kiel, dalam bukunya yang berjudul Moral Intelligence, berargumen bahwa perusahaan-perusahaan yang memiliki pemimpin yang menerapkan standar etika dan moral yang tinggi terbukti lebih sukses dalam jangka panjang.
Hal yang sama juga dikemukakan miliuner Jon M. Huntsman, 2005 dalam bukunya yang berjudul Winners Never Cheat. Dimana ia mengatakan bahwa kunci utama kesuksesan adalah reputasinya sebagai pengusaha yang memegang teguh integritas dan kepercayaan pihak lain.
Tidak hanya itu, dalam sebuah studi selama dua tahun yang dilakukan The Performance Group, sebuah konsorsium yang terdiri dari Volvo, Unilever, Monsanto, Imperial Chemical, Industries, Deutsche Bank, Electrolux, dan Gerling, menemukan bahwa pengembangan produk yang ramah lingkungan dan peningkatan environmental compliance bisa menaikkan EPS (earning per share) perusahaan, mendongkrak profitability, dan menjamin kemudahan dalam mendapatkan kontrak atau persetujuan investasi.
Di tahun 1999, jurnal Business and Society Review menulis bahwa 300 perusahaan besar yang terbukti melakukan komitmen dengan publik yang berlandaskan pada kode etik akan meningkatkan market value added hingga dua atau tiga kali lebih besar daripada perusahaan lain yang tidak melakukan hal serupa. Bukti lain, seperti riset yang dilakukan oleh DePaul University di tahun 1997 menemukan bahwa perusahaan yang merumuskan komitmen korporat mereka dalam menjalankan prinsip-prinsip etika memiliki kinerja finansial (berdasar penjualan tahunan/revenue) yang lebih bagus dari perusahaan lain yang tidak melakukan hal serupa.
Hal ini membuktikan bahwa etika berbisnis yang dipegang oleh suatu perusahaan akan sangat mempengaruhi kelangsungan suatu perusahaan. Dan segala macam bentuk pengabaian etika dalam berbisnis akan mengancam keamanan dan kelangsungan perusahaan itu sendiri, lingkungan sekitar, alam, dan sosial.

Indonesia Darurat Mafia Narkoba

Persoalan narkoba di Indonesia, nampaknya sudah semakin darurat. Beberapa pihak mensinyalir negara ini tidak lagi sekedar sebagai tempat transit perdagangan barang-barang haram tersebut, tetapi sudah sebagai produsen dan tujuan.
Dari data hasil penelitian yang pernah dikemukakan Badan Narkotika Nasional dan Universitas Indonesia, pada 2008, menunjukan adanya perputaran uang yang fantastik untuk narkoba. Tiap tahun, angkanya mencapai sekitar 23 triliun rupiah itu baru yang di pertemukan atau resmi terdata.
Dlam lima tahun terakhir, menurut beberapa pernyataan BNN, jumlah pemakai narkoba di Indonesia di perkirakan telah mencapai 1,5-2,5 persen dari jumlah penduduk. Hal ini berarti sampai awal tahun ini sekitar 3-6 juta penduduk Indonesia sudah menjadi korban narkoba.
Dari sisi peredaran dan kategori pemakainya, perkrmanganya juga tidak dapat di pandang remeh. Berdasarkan temuan-temuan pihak kepolisian dan pihak-pihak lain yang memiliki perhatian terhadap masalah narkoba fakta dilapangan menunjukan bahwa peredaran dan pemakaian di negara ini sudah begitu meluas.
Tempat-tempat transaksi perdagangan, merambah melalui hotel, diskotik, mall, komplek-komplek perumahan, jalanan, bhkan di sel-sel tahanan. Wilayah peredarannya, meliputi kota-kota besar sampai kota kecamatan. Sementara, para penggunanya suda semua lapisan masyarakat, baik dari segi usia maupun status ekonomi.
Pengamat intelijen, AC Manulang secara tgas menyataka bahwa berlangsungnya kondisi tersebut tidak semata kepentingan ekonomi atau bisnis, tapi sudah di desain. Mantan salah satu direktur BAKIN ini melihat adanya kesamaan perdaganga narkoba denagn operasi intelijen.
Di tiga negara (dari sekitar 13 negara) yang saat ini dikenal sebagai negara produsen narkoba, Mexico, Peru dan Colombia, di kenal adanya “politik narkoba”. Uang hasil transaksi narkoba mendukung kegiatan politik.
Sebuah data menyebutkan, para bandar narkoba berperan besar dalam pemilu legislatif dan pilpres di Peru pada tahun 2011. Beberapa calon anggota legislatif dan calon presiden, Keyko Fujimori di sebutkan mendapatkan sumbangan finansial yang besar dari bisnis narkoba.
Di indonesia, penyelundupan-penyelundupan dalam sekala besar, tidak jarang berhasil di ungakap oleh aparat baik di pelabuhan maupun bandara. Tempat produksi atau pabrik narkoba di berbagai daerah, juga banyak dibongkar keberadaannya.
Bandar-bandar narkoba memang tidak pernah akan rela, bisnis besarnya berhenti. “pemerintahan banyangan” kata Umar Abduh, juga mereka di perlukan di indonesia. Dan kepentinagan politik atau kekuasaan, faktanya juga membutukan dana yang besar.

Indonesian Human Rights Committee for Social Justice (IHCS)

Indonesian Humas Rights Committee for Social Justice (IHCS), atau di sebut juga komite Hak Asasi Manusia Indonesia untuk keadilan sosial, di dirikan 7 juli 2007 di Jakarta.
Organisasi ini berasaskan pada pancasila dan menganut nilai-nilai kerakyatan, hak asasi manusia, solidaritas kemanusiaan demokrasi, keadilan sosial, keadilan dan kesetaraan gender, non-sektarian, non-partisan, perdamaian dan anti kekerasan. IHCS bersifat nasional, legal, terbuka, independen, demokratis dan menekankan pelayanan bagi kaum lemah dan tertindas.
Tujuan dari IHCS adalah untuk memeperjuagkan tata dunia yang damai, adil dan makmur, menghapus ketidakadilan global yang di sebabkan negara dan modal serta untuk menciptakan dunia yang bebas dari kemiskinan, kelaparan, peperangan, perbudakan, neo-kolonialisme dan imperialisme.
Sedangkan tujuan IHCS di tingkattan nasional adalah terciptanya negara demokratis yang menghormati, memenuhi da melindungi hak asasi manusia serta mewujudkan keadilan sosial bagi warganya.
Program :
1. Social Justice Initiative
Revormasi agraria, penyelesaian konflik agraria, hak asasi petani dan hak atas pangan.
2. Indonesia school of thought
Riset pemikiran orang-orang indonesia tentang antion-state, demokrasi, HAM, keadilan sosial, perekonomian dan pertahanan.
3. Sekretariat gerakan buruh indonesia
Ruang konsolidasi gerakan buruh untuk penguatan organisasi dan advocasi dan kebijakan pada umumnya, serta hak atas pangan dan hak pekerjaan pada khususnya.
4. Lowyer committee for human rights
Memfasilitasi pendidikan da konsolidasi advoikat serta legal para pembela HAM (pelayanan hukum bagi masyarakat dan advokasi kebijakan).
5. Prakarsa masyarakat sipil dalam penghentian konflik dengan kekerasan bersenjata.

Memori Lima Gol Berbatov

Dimitar Berbatov. Inilah sosok striker yang membuat Blackburn merasa sangat bodoh. Pada 26 November 2010, Blackburn datang ke Old Trafford di saat United butuh kemenangan untuk menggeser Chelsea dari tampuk pimpinan. Setan Merah tak hanya menagnkuk angka penuh, tapi juga menang skor besar 7-1.
Berbatov menjadi bintang panggung. Tidak tanggung-tanggung, lima gol dilesakkan olehnya dan membuat Sir Alex harus mengenag kembali kejadian lama. “Fantastis, hanya Andy Cole yang mampu melakukannya saat saya di sini dan itu sudah begitu lama,”begitu kata Sir Alex.
Dalam 15 tahun terakhir di Old Trafford, hanya ada satu nama yang pernah meraih prestasi yang sama dengan apa yang di lakukan oleh Berbatov. Dia adalah Cole, yang mencetak 5 gol ke gawang Ipwich Town pada 1995 dalam laga yang berakhir 9-0. Saat itu nama Cole langsung menjulang. Namun, bagi Kenny Dalglish yang tengah memegang Blackburn justru sindiran yang keluar. “Berapa pun skor kemenangan anda, tetap saja berarti tiga angka,” ucap Dalglish kala itu.
Pada 1999, rekor lima gol Cole dalam satu laga disamai Alan Searer saat Newcastle menggunduli Sheffield Wednesday 8-0. Pada 2009 giliran Jermain Defoe melakukanya ketika Tottenham Hotspur melindas Wigan Athletic 9-1. Lalu muncul Berbatov pada 2010.

Tubuh Ideal Dalam 4 Langkah

Cara sederhana dapatkan tubuh ideal dalam sekejap. Program latihan ini akn memaksa anda memaksimalkan repetisi, yang akan mendongkrak perkembangan berbagai otot di tubuh anda. Metodenya sederhana, mulai dengan lima repetisi untuk dua gerakan pertama tanpa jeda. Istirahat 60 detik dan ulangi 2-3 kali. Kemudian praktekan enam repetisi untuk dua gerakan terakhir. Ulangi lagi kedua gerakan tersebut tanpa istirahat selama 15 menit.
1) Barbell deadlift.
Berdiri dengan bukaan. kaki selebar bahu, tekuk lutut untuk merendahkan tubuh, dan genggam barbel dengan pegangan overhand. Gunakan paha dan pungung untuk menarik beban ke atas. Pastikan bahu dan siku terkunci. Posisi bahu datar mengikuti alur tulang belakang. Kemudian kemudian turunkan beban secara perlahan kembali ke posisi awal.

2) Chinup
Menggantung di palang chinup dengan pegangan underhand, bukaan tanga selebar bahu, tekuk sedikit lutut anda, dan silangkan engkel anda, tarik tubuh ke atas secepat mungkin hingga dada menyentuh palang chinup. Jika anda tidak mampu, gunakan mesin pulldown dan gunakan pegangan yang sama.

3) Pushup
Ambil posisi pushup dengan bukaan tangan sedikit lebih lebar dari bahu. Jaga tubuh tetap lurus dari engkel hingga leher. Turunkan tubuh secepat mungkin hingga dada menyentuh lantai. Kemudian dorong tubuh ke atas dengan pengarahan tenaga maksimal.

4) Dumbbell lunge
Berdiri tegak dengan bukaan kaki selebar pinggul. Genggam sepasang dumbbell di sisi luar tubuh anda. Melangkah kedepan satu kaki hingga lutut kaki lainya nyaris menyentuh lantai.